Kill:Zero - Chapter 03 : Sumpah

Setelah kejadian yang mengenaskan itu, hati kedua saudara tersebut sangat hancur dan penuh dengan dendam. 

Dan mereka di rawat oleh paman mereka di sebuah tempat yang jauh dari rumah mereka,namun tetap berada di kota yang sama.

Dengan penuh kasihan dan rasa sedih paman mereka menggenggam kedua tangan saudara ini. Dan berkata :

" Hei,, jangan terlalu bersedih.. "

sambil tersenyum dengan lebar.

" Masih ada paman di sini yang masih bisa melindungi kalian. "

sambil memegang kedua kepala dua saudara tersebut.

Mendengar kata-kata tersebut, Zerril dan Renkai menatap pamannya dengan penuh harapan. Tetapi di dalam hati Renkai terdapat niat yang sangat ingin dia lakukan. Hingga ia berkata di dalam hatinya.

" Aku bersumpah!!! demi adik ku dan seluruh zero yang ada di dunia ini, aku akan membunuh kelompok yang telah memburu kami. "

Dengan menundukkan kepalanya ke tanah dan menahan seluruh rasa sedih.

Akhirnya mereka sampai di rumah pamannya di mana tempat yang penuh ke damaian dan harapan penuh yang di lengkapi dengan impian.

Zerril ketika itu berumur 5 tahun, sedangkan kakaknya Renkai berumur 10 tahun.

" Kakak, kenapa orang itu membunuh ayah dan ibu? "

Dengan tatapan polos menatap kakaknya yang sedang terdiam di dekatnya sambil melihat langit Zerril pun bertanya.

Kemudian Renkai melihat adiknya yang sedang bermain mobil mobilan itu dengan senyuman mata.

" Ehh.. Hmm... Entahlah!! kakak tidak tahu "

Sebenarnya Renkai tau bahwa alasan terjadinya pembunuhan itu adalah karena orang tua mereka zero. Namun ia tak ingin memberikan rahasia terbesar itu.

" Kakak ke belakang dulu ya. Kamu di sini dulu tunggu kakak. "

Dengan kata-kata itu Renkai berdiri sambil memegang kepala Zerril lalu pergi ke belakang.

Dengan semangat dan gembira Zerril menjawab dari kakaknya.

" Baiklah "

Tak lama kemudian, tak jauh dari rumah pamannya Zerril terlihat seorang gadis kecil yang seumuran dengan Zerril terjatuh saat ia bermain gelembung. 

Sontak Zerril melihatnya, karena saat itu Zerril berada di teras rumah.

" Waaa... dia jatuh!! "

Dengan terkejut Zerril menghampiri gadis kecil tersebut dan berusaha membangunkannya.

" Hueee!! Hueee!! Huaaaa!!! "

Tangisan gadis itu membuat Zerril merasa berisik dan terganggu. Zerril pun menutup mulut gadis tersebut dengan tangan kecilnya itu.

" Hummpphh "

Suatu ketika gadis itu berhenti menangis, dan melihat Zerril.

" Apa kamu baik-baik saja? "

Dengan ucapan nada pelan dan tatapan polos kedua anak kecil itu saling bertatapan.

" Aku baa.. "

Kemudian ibu nya datang dan menggendong gadis kecil tersebut.

" Oh Akina, ibu pikir kamu hilang. Ibu sudah mencarimu kemana-mana. "

Sambil menggendong dengan khawatir ibu Akina berkata seperti itu, mereka pun pergi masuk ke dalam rumah.

Zerril melihat ibu dan anak itu yang sedang di gendong ibunya dengan tatapan polos sambil berkata.

" Oaa... A.. kina "

Diam dan polos ia terus memandangi mereka walaupun ibu dan anak itu sudah masuk rumah.